Kamis, 08 Agustus 2019

Menilik Kembali Sejarah Idul Qurban


Oleh : Agus Nur Ikhsan Kurniawan 

Kemuliaan bulan Dzulhijjah sebagaimana dijelaskan oleh Al Alamah Syeh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanyun Najah was Surur diantaranya adalah terkabulnya doa oleh Allah SWT. Hal tersebut dikarenakan pada bulan Dzulhijjah adalah bulan ibadah haji dan bulan qurban. Pada bulan Dzulhijjah, utamanya sepuluh hari pertama sampai dengan hari kesepuluh, kita sangat dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rajin beribadah, meningkatkan amal sholih, serta memperbaiki hubungan sosial dengan sesama manusia.


Diantara sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah, terdapat puasa sunah yang dianjurkan oleh Rusulullah SAW, yaitu puasa sunah tarwiyah dan puasa sunah arofah. Pada hari ini bagi yang tidak mempunyai halangan, kita semua dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah tarwiyah. Puasa sunah tarwiyah adalah puasa untuk mengingat kembali perjalanan Nabi Ibrahim AS dari negeri syam hingga makkatul mukarromah seraya memikirkan diri atas mimpi menyembelih putranya (Nabiyullah Ismail AS). Pahala yang terkandung didalamnya adalah mendapatkan kebaikan dari Allah SWT dari jalan yang tidak disangka-sangka. Sedangkan puasa sunah arofah adalah keyakinan Nabi Ibrahim AS bahwa mimpi menyembelih putranya datangnya dari Allah SWT. Sehingga hari arofah tersebut menjadi titik balik keyakinan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih Putranya Nabinyullah Ismail sebagai bentuk kepatuhan dari seorang hamba kepada Tuhanya.

Sejarah perintah berqurban kepada Nabi Ibrahim yang diminta menyembelih putranya (Nabi Ismail) dan kemudian diganti domba adalah sebuah bukti bahwa Islam sangat melindungi hak asasi manusia dan cinta perdamaian. Al Qur’an mencatat sejarah ini sebagai bentuk penyempurnaan manusia berbakti pada Allah dalam Surat As Shaffat ayat 102: yang artinya : Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama ibrahim, Ibrahim berkata : "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu". Ia menjawab : Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Dan dihari kesepuluhlah perintah berkurban tersebut dilaksanakan. hari yang dikenal dengan hari Nahr.

Sejarah diatas memberikan banyak pelajaran bagi kita semua khususnya umat muslim.
Pelajaran yang pertama adalah kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Menurut KH. Bahaudin Nursalim atau yang biasa akrab disapa Gus Baha', mendefinisikan model kepatuhan seorang hamba adalah dengan tidak menanyakan perintah yang diberikan dari Tuhan kepada hamba tersebut. Seperti halnya perintah untuk melaksanakan Shalat, maka sangat tidak diperkenankan seorang hamba menanyakan kembali kepada Tuhanya, apa itu kegunaan shalat, apa baikknya kita shalat dan lain sebagainya. Allah SWT hanya mau kita melaksanakan semata tanpa menanyakan alasan dan lain sebagainya. adapun fadhilah atau keutamaan-keutamaan itu hanyalah akibat setelah kita melaksanakan sebuah ibadah.

Pelajaran yang kedua adalah pengorbanan seorang hamba untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan. Nabinyullah Ibrahim telah memberikan suritauladan kepada kita semuanya, bahwa keikhlasan akan membuahkan hasil yang maksimal untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT. Bangsa indonesia sendiri telah membuktikan bahwa pengorbanan dan keikhlasan akan memetik hasil yang baik dan maksimal. Seperti contoh para pendahulu kita, yang susah payah memperjuangan kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme bangsa eropa yang telah menjajah begitu lamanya kepada kita, namun alhamdulillah dengan pengorbanan para pendahulu kita akhirnya sampai dengan sekarang kita bisa menikmati kemerdekaan Indonesia.

Ulama meyakini bahwa hari Idul Qurban adalah hari diharamkanya semua kekerasan dimuka bumi ini. Hal terpenting lainnya adalah tentang memanusiakan sesama anak bangsa dengan cara yang tepat dengan tidak mencela, menghardik dan lain sebagainya. lebih utama lagi adalah mencintai tanah air Indonesia atau hubbul wathan. Kita tahu bahwa Makkah adalah negeri yang disanjung oleh Nabi Muhammad SAW dan sebagai titik sejarah peradaban dunia. Begitu pula setelah beliau Hijrah ke Madinah, beliau sangat mencintai negeri madinah. Sebagai contoh adalah ketika nabi Muhammad SAW bepergian diluar madinah, ketika kembali dan hendak sampai ke negeri Madinah, beliau mempercepat laju perjalanannya. Maka dinegeri tercinta Indonesia pulalah kita harus menjaga rasa cinta damai yang sentosa ini. Karena negeri ini adalah tempat dilahirkannya kita, tempat ibadah kita, tempat menuntut ilmu, tempat mencari rizqi, tempat kenalnya kita dengan islam rahmatan lil aalamiinn.
Hadits dari Ibnu Abbas RA, sesungguhnya Rasulullah berkhutbah kepada para umatnya pada hari ‘Idul Qurban. Nabi bersabda: “Wahai para manusia, hari apakah ini? Mereka menjawab: Ini ini haram. Wahai para manusia, negara apakah ini? Mereka menjawab: Ini negara haram.Wahai para manusia, bulan apakah ini? Mereka menjawab: Ini bulan haram.” Nabi Muhammad bersabda lagi: “Sesungguhnya darahmu, hartamu dan anggota tubuhmu itu haram sebagaimana keharaman hari ini, di negara ini dan bulan ini. (HR Imam Bukhari)

Pelajaran yang ketiga adalah, kita sebagai umat muslim apabila telah memiliki rizqi yang cukup maka dianjurkan untuk berkurban dan segera melaksanakan ibadah haji. perlu ditegaskan kembali pentingnya umat Islam memuliakan agama dengan cara mengikuti seluruh perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. sekali lagi Umat Islam yang sudah kaya harta dan kuat akan fisiknya, diwajibkan untuk haji ke baitullah. Termasuk disunnahkan melaksakanakan qurban pada waktu idul Adha. Allah berfirman:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ 

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.” (QS. Al Kautsar: 1-3)

Diakhir tulisan ini, marilah kita bersama-sama mendoakan saudara muslim kita. yang hari ini sedang mempersiapkan diri untuk kepadang arofah untuk melaksanakan puncak ibadah haji ditanah suci, tepatnya esok hari waktu arab saudi. Kita doakan saudara seiman kita, agar senantiasa diberi kekuatan dalam menjalankan rangkaian ibadah haji ditahun ini. Semoga kita bisa mengikuti jejak saudara kita yang sudah melaksanakan ibadah haji. Amin ya robbal aalamiinn.